Senin, 11 Februari 2013

KEN : Melakukan Penyederhanaan Mata Uang Rupiah Belum Tepat


Komite Ekonomi Nasional (KEN) menyoroti redominasi mata uang rupiah. Langkah pemerintah melakukan redenominasi atau penyederhanaan 3 digit angka yakni dari Rp 1.000 ke Rp 1 dinilai oleh KEN belum tepat.
Anggota KEN, Aviliani menjelaskan saat ini sebaiknya pemerintah fokus terhadap tindakan menghadapi dampak krisis global terhadap ekonomi Indonesia.

“Kita melihatnya, saatnya konsentrasi hal-hal yang penting. Sekarang kan krisis masih berlangsung, krisis-krisis kecil kita lebih baik mengamankan likuiditas kita dan mengamankan rupiah terhadap dolar kita yang masih berfluktuasi,” tutur Aviliani usai diskusi di Hotel Arya Duta Jakarta, Senin (28/1/2013).

Penilaian lainnya, redenominasi yang dilakukan tanpa persiapan atau terburu-buru bisa memicu inflasi yang tinggi. Bahkan menurutnya, masih banyak orang menilai redenominasi sebagai senering atau pemotongan nilai mata uang.

“Saya ditanya bu, apa saya beli properti saja karena mau ada pemotongan uang, berarti orang masih belum lupa dengan kasus senering masa lalu,” tambahnya.

Komisaris di salah satu bank pelat merah ini memandang, redenominasi rupiah juga bisa memicu pembelian dolar secara besar-besaran. “Jangan sampai ini bagus tapi di publiknya belum siap. Nanti malah mereka akan beli dolar padahal kita masih perlu dolar untuk impor malah dibeli orang untuk disimpan,” sebutnya.

Template by:

Free Blog Templates